Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Jika Rasulullah ﷺ menyebut umat (الأُمَّةُ) dalam hadis-hadis beliau, maka lafal tersebut bisa bermakna salah satu dari dua,
Pertama: Ummah da’wah (أُمَّةُ الدَّعْوَةِ)
Kedua: Ummah ijabah (أُمَّةُ الإِجَابَةِ)
Yang dimaksud ummah da’wah adalah umat yang diseru risalah Islam. Umat jenis ini mencakup seluruh umat tanpa membedakan apapun agamanya baik Nasrani, Yahudi, Majusi, Hindu, Buddha, Konghucu, sampai ateis sekalipun. Semua umat semenjak Nabi Muhammad ﷺ diutus sampai datangnya hari kiamat termasuk kelompok ini. Jadi, kita bisa mengatakan Nasrani adalah umat Nabi Muhammad ﷺ , Yahudi adalah umat nabi Muhammad ﷺ , Majusi adalah umat Nabi Muhammad ﷺ , Hindu adalah umat Nabi Muhammad ﷺ , Buddha adalah umat Nabi Muhammad ﷺ, Konghucu adalah umat Nabi Muhammad ﷺ, dan ateis adalah umat Nabi Muhammad ﷺ. Maksudnya, mereka adalah ummah da’wah, yakni umat yang diseru Rasulullah ﷺ untuk masuk Islam supaya selamat nasibnya dalam kehidupan setelah mati.
Adapun ummah ijabah, maka yang dimaksud adalah umat yang menyambut seruan Nabi Muhammad ﷺ . Mereka adalah kaum muslimin atau orang-orang Islam. Jadi, dinamakan ummah ijabah adalah siapapun yang menerima Nabi Muhammad ﷺ sebagai utusan Allah, mengikutinya dan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Contoh penyebutan ummah da’wah dalam hadis Nabi ﷺ adalah sebagaimana tercantum dalam riwayat Muslim berikut ini,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Artinya,
“Dari Abu hurairah dari Rasulullah saw beliau bersabda: “Demi dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya. Tiada seorang pun dari umat ini yang mendengar seruanku, baik Yahudi maupun Nasrani, tetapi ia tidak beriman kepada seruan yang aku sampaikan, kemudian ia mati, pasti ia termasuk penghuni neraka” (HR. Muslim)
Dalam hadis di atas Rasulullah ﷺ menyebut Yahudi dan Nasrani sebagai umat beliau. Padahal mereka belum masuk Islam. Hal ini menunjukkan status keumatan Yahudi dan nasrani adalah ummah da’wah, yakni umat yang diseru untuk masuk Islam.
Contoh penyebutan ummah ijabah dalam hadis Nabi ﷺ adalah sebagaimana tercantum dalam riwayat berikut ini,
َسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ (صحيح مسلم (2/ 49)
Artinya,
“Sesungguhnya umatku akan datang pada hari kiamat dalam keadaan bersinar wajah dan kakinya karena bekas wudu. Barangsiapa yang mampu memancangkan sinarnya, maka lakukanlah” (H.R. Muslim)
Dalam riwayat di atas, Rasulullah ﷺ menyebut bahwa nanti di akhirat ada umatnya yang memilihi wajah, tangan dan kaki bersinar karena wudu. Tidak ada yang melakukan wudu kecuali umat Islam. Hal ini menunjukkan bahwa makna umat dalam hadis di atas adalah ummah ijabah.
Al-Maghribi berkata,
قوله: إن أمتي، المراد بالأمة هنا أمة الإِجابة وهم المسلمون، وقد يطلق أمة محمد ويراد بها الدعوة (البدر التمام شرح بلوغ المرام (1/ 220)
Artinya,
“Sabda beliau ‘inna ummati’ yang dimaksud di sini adalah ummah ijabah, yakni kaum muslimin. Kadang-kadang disebut umat Muhammad sementara yang dimaksudkan adalah ummah da’wah” (Al-Badru At-Tamam, juz 1 hlm 220)