Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Mukmin yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah bukan yang paling bahagia di dunia, tetapi mereka yang paling berat ujiannya
Tentu ini tidak bermakna orang beriman dilarang berbahagia. Hanya saja para kekasih Allah itu ujiannya jauh lebih dominan dalam hidupnya. Seperti Rasulullah ﷺ yang sesekali juga tertawa, tersenyum, bercanda dengan istri, dll. Tapi mayoritas hidup beliau adalah ujian. Dicaci maki, dihina, difitnah, istri wafat, anak wafat, cucu wafat, diperlihatkan cucunya dibantai, dikhianati, ditipu, hendak dibunuh, hendak diracun, diuji lapar, diuji kecemburuan istri, diuji istri di fitnah, dan lain-lain. Setiap hari hidup nabi penuh ujian.
sikap terbaik saat mendapatkan kemudahan duniawi adalah adalah selalu waspada, selalu takut termasuk golongan orang yang terkena istidraj, sehingga terdorong untuk banyak istighfar, memperbarui taubat dan punya energi besar untuk selalu beramal saleh.
Jika bertambahnya dunia justru malah menambah amal saleh, menambah ilmu yang bermanfaat dan tidak mencabut kelezatan beribadah, maka itu semoga tanda keberkahan. Tapi jika nikmat dunia justru mengurangi amal saleh, terhalangi dari ilmu bermanfaat dan tercabut kelezatan beribadah, maka itu sudah saatnya waspada dan segera kembali ke jalan Allah.
Pendalaman lebih lanjut silakan dibaca artikel berjudul BAHAGIA DI DUNIA SENGSARA DI AKHIRAT?!
4 Shafar 1443 H/11 September 2021 jam 20.26