Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Ada orang yang diuji Allah dengan kelaparan. Jangankan membeli baju bagus atau HP baru, besok apakah bisa makan atau tidak saja masih belum tahu.
Ada yang sudah selesai dengan masalah makan, tapi galau dengan masalah pekerjaan. Sebab dia merasa belum punya pekerjaan tetap, atau punya pekerjaan tetap tapi tidak cukup dengan kebutuhan, atau punya pekerjaan tetap tapi statusnya “tidak bersih” tapi tidak berani langsung resign karena masih belum mendapatkan pengganti.
Ada yang sudah selesai dengan masalah makanan dan pekerjaan, tapi diuji masih belum dapat pasangan. Sekian lama mencari istri belum dapat. Sekian lama ikhtiar mencari suami masih gagal juga. Mencoba ta’aruf berkali-kali selalu kandas.
Ada yang sudah selesai dengan masalah makanan, pekerjaan dan pasangan, tapi diuji karena belum dapat momongan. Sekian lama menunggu anak masih belum dapat juga. Berbagai ikhtiar dilakukan tapi masih belum berhasil. Sampai sebagian mungkin memutuskan untuk mengadopsi anak daripada tidak punya anak sama sekali.
Ada yang hubungan pasangan suami istri sangat baik dan saling mencintai, tapi bermasalah dengan mertua. Ada yang sangat bagus hubungan dengan mertua tapi diuji dengan kemandulan…
Ada yang sudah selesai dengan masalah makanan, pekerjaan, pasangan dan anak tapi diuji dengan kesusahan karena poligami. Ada cemburu, marah, konflik, kedengkian, saling menjelekken, ketegangan hubungan, sampai sebagian memutuskan bercerai.
Ada yang urusan keluarganya beres dan tidak ada masalah berarti, tapi diuji dengan utang. Dia galau dengan utangnya yang banyak dan bingung bagaimana melunasinya.
Ada yang sudah memiliki keluarga harmonis, tidak punya utang, tapi diuji sakit menahun. Jadi, dia tidak bisa menikmati hidup sebagaimana orang-orang sehat. Hidupnya bolak-balik ke rumah sakit untuk kontrol, opname, rawat inap dan kecemasan datangnya ajal.
Demikianlah…
Setiap orang pasti diberi masalah, diberi susah, diberi ujian…
Agar terasa bahwa dirinya lemah dan butuh kepada Allah…
Agar selalu ingat bahwa dirinya punya Tuhan, punya Rabb, punya Ilah…
Diberi susah bukan untuk dicurhatkan kepada manusia…
Tetapi agar Allah mendengar suaranya menghiba-hiba memohon pertolongan-Nya..
Meskipun seremeh berdoa agar diberi rezeki garam agar bisa masak!
Al-Tirmiẓī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Tsabit Al Bunani bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Hendaklah salah seorang diantara kalian akan benar-benar memohon kebutuhan kepada Rabb-nya, walaupun hanya memohon garam, walau hanya meminta tali sandal saat putus” (H.R. al-Tirmiżī)
12 Muharram 1445 H/ 30 Juli 2023 pukul 20.52