Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Ilmu akidah yang bermanfaat, kata Ibnu ‘Unaqā’ al-Ḥusaini adalah yang simpel (الاعتقاد الساذج).
Dīnul ‘Ajāiz (دين العجائز).
Yang sederhana dan umum tapi kokoh, kuat, dan sesuai fitrah.
Abū Ṭālib al-Makkī berkata,
Artinya,
“Umar bin Abdul Aziz dan orang-orang saleh lainnya berkata, ‘Din kita adalah din nenek-nenek tua, anak-anak kuttāb/sekolah dasar dan arab badui.” (Qūt al-Qulūb, juz 2 hlm 212)
CATATAN
kalimat ulama tentang akidah sederhana muncul saat filsafat masuk dalam pembahasan akidah. Jadi, saat ditekankan akidah sederhana maksudnya adalah akidah yang diterima oleh fitrah bersih manusia sebagaimana di zaman nabi. Tanpa terpengaruh cara fikir filsafat Yunani atau semisalnya.
Seperti wanita-wanita tua (العجائز).
Wanita-wanita tua itu cara pikirnya simpel, mengimani Allah dengan sederhana dan menaati Allah semampunya juga secara sederhana. Oleh karena itu, akidah yang sederhana itu disimbolkan dengan istilah Dīnul ‘Ajāiz.
2 September 2023/ 16 Safar 1445 H pukul 16:39