Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Tidak benar jika dikatakan bagian Muṣannaf ‘Abdur Razzāq yang hilang itu telah ditemukan.
Manuskripnya palsu dan versi cetakannya yang ditahkik ‘Īsā al-Ḥimyarī pun penuh skandal.
Dalam seri ini akan saya tunjukkan kejanggalan matan dari sisi diksinya.
***
Lihatlah matan hadis no.1.
Jelas sekali itu bahasa Arab gaya ‘ajam.
Uslub-nya gaya budaya India.
Seperti karya sastra fabel dari India yang bernama al-Kalīlah wa Dimnah!
Perhatikan penyebutan profesi dalam hadis no. 1 yang tidak pernah dikenal dalam bahasa Arab fusha yang mustahil diucapkan Rasulullah ﷺ dan Sahabat Nabi ﷺ seperti al-rammāḥ (الرماح), al-sayyāf (السياف), al-jallād (الجلاد), dan ṣāhib al-ṭānbūr (صاحب الطنبور)!
Perhatikan istilah-istilah tasawuf dalam hadis 18 seperti Al-kurūbiyyūn, rūhāniyyūn, maqāmāt dan lain-lain.
Mungkinkah Rasulullah ﷺ mengucapkan semua itu?!
***
Perhatikan juga grammar arabnya yang rapuh. Ada lafaz,
ومنهم من رأى سنه فصار احسن الوجه من الرجال والنساء
Ini janggal dalam bahasa Arab karena memakai isim tafdil berkali-kali untuk orang yang berbeda padahal isim tafdil menunjukkan gradasi dan perbandingan. Lebih berterima jika memakai sifat musyabbahah semisal hasanal wajhi mislanya.
Perhatikan juga lafaz ra’ā yang diberi maf’ul bih berupa zarf makan!
Terlalu menghina Rasulullah ﷺ dan sahabat jika bahasa Arab serendah ini dinisbahkan kepada beliau-beliau.
***
Dengan matan sesampah inilah maka ‘Īsā al-Ḥimyari sendiri tidak berani mengomentari satu huruf pun, tidak memberi catatan kaki terkait isinya dan tidak juga berani men’takhrij.
Sebab jangankan di-takhrij dengan kitab-kitab hadis sahih, dalam kitab hadis palsupun matan sesampah ini tidak akan mungkin bisa ditemukan.
Ciri hadis palsu yang paling kelihatan adalah jika tidak dikenal pakar-pakar hadis sepanjang masa. Apalagi baru “ditemukan sanadnya” di abad 21 ini! Sangat jelas tanda pemalsuannya.
Allah telah berjanji menjaga din ini, terutama akidahnya. Maka mustahil jika umat Islam dan ahli hadis sepanjang masa tidak pernah tahu ada hadis tentang Nur Muhammad lalu ditemukan oleh Isa al-Himyarī di abad 21!
(bersambung ke bagian 11)
27 Januari 2024/ 16 Rajab 1445 H pukul 10.57