Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Tidak benar jika dikatakan bagian Muṣannaf ‘Abdur Razzāq yang hilang itu telah ditemukan.
Manuskripnya palsu dan versi cetakannya yang ditahkik ‘Īsā al-Ḥimyarī pun penuh skandal.
Setelah dalam tulisan 1-8 saya menjelaskan kejanggalan sanadnya, sekarang saya akan menjelaskan kejanggalan matannya.
***
Manuskrip buatan orang India itu matannya kelihatan sekali jika dicomot dari berbagai sumber lalu disusun sendiri.
Ngambilnya dari kitab Dalā’il al-Khairat karya al-Juzūlī. Yakni matan-matan yang terkait dengan selawat. Ada juga yang diambil dari kitab-kitab syiah dan kitab-kitab tasawuf falsafi.
Al-Juzūli sendiri wafat tahun 870 H, artinya hidup di abad 9 H. Ini memang kitab salawat yang banyak dijadikan rujukan tarekat sufi untuk diamalkan sebagai wirid rutin. Kitab ini disusun salawatnya tanpa sanad dan takhrij.
***
Ambil contoh hadis no. 10 dan no. 11 pada manuskrip buatan orang India itu. Redaksi selawatnya jelas diambil dari selawat amalan hari Selesa dalam kitab Dalā’il al-Khairat tersebut. Redaksi dan huruf-hurufnya sama persis! Jika ingin berhipotesis bahwa manuskrip tersebut lebih tua dari kitab Dalā’il al-Khairat atau diambil dari manuskrip yang lebih tua dari kitab Dalā’il al-Khairat dengan sanad dan samā’āt yang sahih, maka silakan buktikan dengan uji karbon manuskripnya!
Selama Isā al-Ḥimyarī dan orang India itu lari dan tidak bersedia melakukan uji karbon terhadap manuskrip, maka tidak salah jika dikatakan bahwa dua orang ini semuanya adalah pendusta dan pemalsu manuskrip. Sungguh orang beriman layak marah karena Allah kepada kejahatan sebesar pemalsu hadis yang mengatasnamakan Rasulullah ﷺ padahal Rasulullah ﷺ sama sekali tidak pernah mengucapkannya.
***
Hadis no. 12 dan 16 kelihatan diambil dari amalan hari Rabu dari kitab Dalā’il al-Khairat.
No. 13 dan 14 kelihatan diambil dari amalan hari Ahad dari kitab Dalā’il al-Khairat.
Hadis Jabir, yakni hadis no. 18 lafaznya diambil dari kitab Ibnu Arabi karena tidak sama dengan versi al-Qasṭālānī
Riwayat Allah menciptakan pohon bernama Syajaratul Yaqīn, yakni hadis no. 1 diambil dari khazanah syiah. Cek kitab al-Żarī‘ah Ilā Taṣānīf al-Syī‘ah juz 5 hlm 163-164.
Hadis no.20 tentang membaca basmalah saat wudu mengambil dari Musannaf Ibnu Abi Syaibah dengan diubah-ubah sedikit sanadnya biar tidak kelihatan copas.
Hadis 21, 22, 23 dan 24 sama juga, ambil dari Musannaf Ibnu Abi Syaibah dengan diubah-ubah sedikit sanadnya biar tidak kelihatan copas.
Ringkasnya, matan manuskrip palsu ini kelihatan sekali dicomot dari berbagai kitab lain, lalu dibuatkan sanad palsu. Terlalu agung ‘Abdur Razzāq menulis riwayat serendah itu.
(bersambung ke bagian 10)
27 Januari 2024/ 16 Rajab 1445 H pukul 10.24