Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Rasa sakit dan kesusahan dalam bahasa Arab itu diungkapkan dengan lafaz yang berbeda-beda.
Rasa capek disebut dengan nashob (النَّصَبُ). Jadi, orang pulang kerja seharian lalu keletihan, maka rasa letih yang ia rasakan itu disebut dengan nashob.
Kalau orang merasakan sakit fisik pada tubuhnya yang sifatnya terus menerus, seakan tanpa jeda, maka rasa sakit seperti itu dinamakan washob (الوَصَبُ). Jadi, orang yang terkena sakit gigi misalnya, giginya terasa nyut-nyutan tak berhenti-berhenti, maka rasa sakit yang ia rasakan itu dinamakan washob.
Kalau orang ditimpa kesusahan, tapi penyebab susahnya adalah perkara yang belum terjadi, maka kesusahan yang ia rasakan itu dinamakan hammun (الهَمُّ). Jadi, seorang lelaki yang saling mencintai dengan seorng wanita, lalu berniat menikah secara syar’i, tapi dihalang-halangi keluarganya karena si lelaki dianggap miskin, sehingga dua anak manusia itu berada dalam kerisauan berbulan-bulan karena tidak tahu apakah mereka bisa menikah atau tidak, maka kerisauan yang ia rasakan itu disebut dengan hammun.
Jika orang ditimpa kedukaan akibat peristiwa yang sudah terjadi, maka rasa duka yang ia rasakan itu disebut dengan istilah huznun (الحُزْنُ). Jadi, orang yang berduka dan sedih karena ditinggal wafat orang yang dicintainya, perasaan sedih yang ia rasakan itu disebut dengan huznun.
Jika seseorang disakiti pihak eksternal, tanpa membedakan apakah menyakitinya bersifat fisik atau non fisik, maka rasa sakit yang ia rasakan itu dinamakan adza (الأَذًى). Jadi, orang yang ditampar orang lain secara zalim misalnya, maka apa yang ia rasakan itu adalah adza. Ketika dia sakit hati karena digunjing atau difitnah atau dibully, maka apa yang ia terima itu disebut dengan adza.
Adapun jika orang tertimpa kesusahan dengan level sangat hebat, sampai-sampai hatinya seakan-akan gelap gulita tanpa ada cahaya sama sekali, maka kesusahan jenis ini dinamakan dengan sebutan ghommun (الغَمُّ). Jadi, orang-orang yang sangat sedih sampai level bunuh diri itu, maka level kesedihan dan kesusahannya itu dalam bahasa arab disebut dengan ghommun. Kata ini di ambil dari ghomamah (الغَمَامَةُ) yang bermakna awan. Seakan-akan kesedihannya adalah awan hitam pekat yang menutupi cahaya matahari sehingga dunia menjadi gelap gulita.
Hebatnya, luarbiasanya dan menakjubkannya, bagi hamba beriman semua jenis kesusahan dan rasa sakit itu ternyata sangat menguntungkan!
Menguntungkan bagaimana?
Menguntungkan karena semua rasa sakit dengan kesedihan itu ternyata bisa menghapus dosa dan kesalahan-kesalahan!
Sekecil apapun musibah, rasa sakit dan kesusahan itu!
Meski hanya tertusuk duri!
Meski hanya karena tali sandal yang putus!
Meski hanya ban kendaraan meletus!
Rasulullah ﷺ bersabda,
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Artinya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa nashob, washob, hammun, huznun, adza, dan ghommun, bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya”
Jadi,
Ibu-ibu yang kecapekan karena mengurus rumah seharian, mengasuh anak, memasak, dan melayani suami, berbahagialah, karena rasa capek yang engkau rasakan mengapus dosa-dosamu.
Para ayah yang sibuk mencari nafkah, lalu pulang dalam keadaan habis tenaga, capek fisik, capek psikis, berbahagialah karena Allah akan menghapus dosa-dosamu.
Para santri, pelajar dan mahasiswa yang seharian belajar, mengerjakan berbagai tugas dan laporan, begadang demi menuntaskan amanah guru, capek badan, capek perasaan, maka berbahagialah karena Allah akan menghapus dosa-dosamu.
Engkau yang sedang diuji sakit di rumah sakit, klinik, atau rawat jalan, berbahagialah karena Allah berkehendak menghapus dosa-dosamu
Engkau yang sering terkena fitnah, pencitraburukan, perundungan, dan bullying padahal engkau tidak berbuat kemungkaran, maka berbahagialah, karena Allah akan menghapus dosa-dosamu.
Engkau yang terkena masalah dahsyat sampai seakan-akan merasa sendirian di dunia ini, bahkan sempat terlintas mengakhiri hidup, bangkitlah, dan bangunlah dengan tersenyum karena ada penghapusan dosa besar-besaran yang akan kau terima.
Sungguh ajaib memang hidup seorang mukmin.
Mendapat nikmat dia untung.
Mendapat susah tetap untung.
“Gico wolak-walik” dalam istilah mainan anak Jawa.
اللهم اجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين