Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Bisa jadi Allah hendak menghalau musibah dari kita dengan cara membuka peluang berbagi harta kepada mereka yang membutuhkan”
Penjelasannya sebagai berikut,
Sudah terkenal di kalangan ulama maupun orang awam bahwa sedekah itu bisa menolak bala’ dan musibah berdasarkan banyak dalil.
Yang mengkhawatirkan, bisa jadi ada satu masa di mana Allah sudah memandang kita keterlaluan dalam melakukan dosa-dosa tertentu, lalu Allah berkehendak memberi kita musibah dan kesusahan. Tetapi pada saat yang sama rahmat Allah masih memberi kesempatan kepada kita untuk terhindar dari kesusahan itu.
Caranya, Allah membuka berbagai peluang dan pintu untuk berbagi harta dengan hamba Allah lain yang sedang kesusahan, menderita dan membutuhkan
Tiba-tiba saja didatangkan hamba Allah yang butuh kepada kita. Mereka bisa saja ayahmu, ibumu, saudaramu, tetanggamu, sahabatmu, kenalanmu, atau bahkan orang yang tidak kau kenal.
Jadi, jika ada orang yang sedang butuh harta kepada kita, sementara kita mampu, maka segera sambar peluang itu. Sebab bisa jadi Allah bermaksud mencegah kesusahan dan musibah berat yang semestinya sudah pantas menimpa kita karena dosa-dosa yang kita lakukan secara keterlaluan, baik sadar maupun tidak sadar.
Berbagi harta itu penuh keajaiban. Jangankan orang saleh. Orang fasik, zalim bahkan kafir sekalipun bisa merasakan keajaibannya!
Ibnu Qayyim berkata,
Artinya,
“Sesungguhnya sedekah itu memiliki pengaruh yang ajaib untuk menghalau berbagai macam musibah meskipun dari orang yang tidak bertaqwa atau orang yang zalim bahkan orang kafir. Sebab Allah ta’ala menghalau berbagai macam musibah itu melalui sedekah tersebut dan ini adalah perkara yang sudah diketahui di kalangan manusia baik orang-orang khusus maupun orang-orang umum. Penduduk bumi semuanya mengakui hal tersebut karena mereka telah mencobanya” (Al-Wābil Al-Ṣayyib min Al-Kalim Al-Ṭayyib, hlm 31)
Berbagi hartapun tidak harus banyak dan bernilai besar.
Berbagi sebuah pisang, sepotong kue, sebungkus nasi, segelas tes manis, bahkan sebutir permenpun sudah bermanfaat.
Dalam bahasa hadis, meski hanya bisyiqqi tamratin (dengan sebutir kurma dibelah jadi dua)