Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Semua yang keluar dari mulut anak Adam tercatat, hingga rintihannya saat sakit sekalipun!”
***
Ibnu ‘Abū Syaibah meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Mujāhid beliau berkata, ‘Orang yang sakit itu segala sesuatu tentangnya dicatat hingga rintihannya saat sakit’.” (Muṣannaf Ibn ‘Abū Syaibah juz 2 hlm 443)
Ririwayatkan imam Ahmad tidak mau merintih saat sakit,
Artinya,
Abdullāh bin Ahmad bin Hanbal memberitahu kami belia berkata, ‘Ketika ayahku sakit dan makin parah sakitnya maka beliau tidak merintih. Lalu beliau ditanya tentang hal tersebut maka beliau menjawab, ‘Telah sampai berita padaku dari ṭāwūs bahwasanya beliau berkata, ‘Rintihan orang sakit adalah mengeluhkan Allah.’’”. Abdullah berkata, ‘Beliau tidak merintih sampai wafatnya.’” (al-Mujālasah wa Jawāhir al-‘Ilm, juz 2 hlm 119)
Pertanyaannya, rintihan seperti itu apakah dosa?
Jawabannya adalah sebagai berikut
Kalau mengeluhkan takdir maka dosa. Kalau hanya meringankan sakitnya tapi tetap rida dengan ujian Allah, maka mubah. Karena Aisyah pernah merintih karena sakit kepala, Nabi Ya’qub pernah merintih karena kehilangan nabi Yusuf, Rasulullah juga pernah merintih saat sakit kepala.
Mari kita renungkan.
Jika rintihan saja akan dihisab, bagaimana dengan gunjingan, cacian, umpatan, fitnah, nyinyiran?
6 Sya’ban 1444 H / 26 Februari 2022 pukul 17. 24
One Comment
Sylent drti
Mohon izin save karya2 ustadz nggih. Semoga berkah trus Ustadz