Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Ada pelajaran yang bisa kita petik dari korban burung kedasih.
Nampaknya Allah memang berkehendak memberi pelajaran kepada hamba-hamba-Nya yang beriman melalui kehidupan burung kedasih dengan burung korbannya.
Burung kedasih termasuk burung yang licik.
Dia yang bertelur, tapi tidak mau tanggung jawab.
Telurnya malah diletakkan di sarang burung lain agar dierami.
Begitu menetas sekalipun, anak burung kedasih ini seakan “mewarisi” watak jahat induknya.
Semua telur saingannya akan dia dorong dari sarang hingga jatuh dan hancur semua.
Akhirnya hanya dia sendiri yang dapat perhatian dari burung yang bahkan bukan induknya sendiri.
Burung yang tertipu itu juga tetap berbuat baik. Memberi makan, membesarkan, menjaga dan seterusnya tanpa menyadari bahwa yang ia baiki sebenarnya bukan anak kandungnya.
Juga tanpa menyadari bahwa yang ia baiki sebenarnya sangat jahat kepadanya karena membunuhi semua anak-anaknya!
Jadi, bisa disimpulkan burung ini adalah korban dari burung kedasih. Anak-anaknya dibunuh semua dan dia tidak sadar membaiki burung yang melakukan kejahatan terhadap keluarganya!
Walaupun begitu, burung yang jadi korban itu tidak pernah hancur.
Dia tetap hidup dan melanjutkan kehidupan.
***
Begitulah dalam hidup.
Terkadang seorang mukmin pernah ditipu orang yang jahat.
Menghutangi lalu tidak dibayar.
Investasi dibawa lari.
Sudah transfer, barang tidak dikirim.
Sampai seorang muslimah menikah dengan lelaki yang dianggap “ikhwan”, eh ternyata penyuka sejenis.
Tapi mukmin yang diuji dengan penipuan semacam ini tidak pernah menjadi hancur.
Juga tidak menyesali kebaikan yang pernah dilakukannya.
Sedih iya, tapi tidak sampai terpuruk. Bahkan tetap bisa menyisakan bahagia, karena semua bisa jadi amal.
Tapi setelah itu dia tidak sudi tertipu lagi. Jadi dia akan super hati-hati. Karena Rasulullah ﷺ mengajarkan mukmin tidak akan disengat dalam satu lubang dua kali.
CATATAN
Contoh perilaku anak burung kedasih bisa di lihat dalam video dalam tautan ini,
https://irtaqi.net/2022/07/28/jangan-mendidik-anak-seperti-burung-kedasih/
3 Zulhijah 1444 H/ 21 Juni 2023 pukul 07.12