Oleh Ustadz Muafa 3 Dzul Qo’dah 1438 H Orang secerdas apa pun, seluas apa pun ilmunya, sedalam apa pun pemikirannya, sebersih apa pun jiwanya, setenang apa pun pembawaanya, ada saat-saat tertentu di mana pikirannya diselimuti kabut, hati bagaikan air yang keruh dan susah berpikir jernih. Saat-saat itu terjadi umumnya pada saat emosi mulai terlibat dalam […] Read more
Dijawab oleh Ust. Muafa Pertanyaan Assalamu’alaikum Wr Wb Apa kabar Ustad, mudah2 han selalu dalam lindungan Alloh SWT. Ustad, Saya belum begitu jelas tentang bacaan Sholawat saat Tasyahud awal,apakah kita boleh membaca ” Allohumma Sholi’ala Muhammad ” saja atau harus dengan Sholawat yg lebih lengkap ” Allohumma Sholi’ala Muhammad….innaka Hamiddummajid “. Mohon penjelasannya dan saya […] Read more
Namanya sama dengan shahabat Nabi yang mulia; Ubay bin Ka’ab. Tapi Ubay bin Kholaf kafir, Ubay bin Ka’ab mukmin yang dicintai Allah. Gelarnya adalah ghithrif (الغطريف) artinya, seorang tokoh, pemimpin, dan orang mulia yang dermawan yang banyak kebaikannya. Tetapi gelar yang diberikan masyarakat jahiliyyah itu tidak memberi manfaat sedikitpun di sisi Allah karena permusuhannya terhadap […] Read more
Oleh Ustadz Muafa Kendati An-Nawawi bermadzhab Asy-Syafi’i dan dikenal sebagai pakar madzhab sampai digelai Sang Guru (syaikh), tetapi hal ini tidak menghalangi beliau untuk bersikap kritis. Sikap kritis ini di kalangan ulama adalah perwujudan rasa ketakwaan terhadap Allah. Oleh karena itu wajar jika dalam beberapa kasus, An-Nawawi berbeda pendapat dengan imamnya sendiri. Hanya saja, oleh […] Read more
Oleh: Ust. Muafa Selain Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dan Ibnu Al-Mulaqqin, pakar hadis yang memiliki jasa besar dalam menyokong madzhab Asy-Syafi’i adalah Al-Baihaqi (w. 458 H). (Peran Ibnu Al-Mulaqqin dalam madzhab Asy-Syafi’i bisa dibaca di Jasa Kitab Al-Badrul Munir dalam Madzhab Syafi’i) Siapakah Al-Baihaqi? Beliau adalah Abu Bakr Ahmad bin Al-Husain Al-Baihaqi. Seorang pakar hadis terkenal. […] Read more
Oleh Ustadz Muafa 10 Jumada Al-Ula 1438 A: “Hai Adam, makanlah buah yang dilarang Allah itu!” Kira-kira apa reaksi Adam jika Iblis mengajaknya memakan buah terlarang dengan redaksi “A”? Bisa dipastikan Adam pasti akan menolak mentah-mentah. Namun, bagaimana jika redaksinya diubah menjadi seperti ini: B: ”Adam sayang, betapa bahagianya engkau di surga ini. Engkau makhluk […] Read more