Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
“Sehebat apapun sihir, ia masih akan tetap kalah dengan kekuasaan politik dan militer”
Buktinya, tukang-tukang sihir Fir’aun yang konon sangat hebat itu tak berkutik juga saat dibuntungi tangan dan kakinya, lalu dihukum salib di atas pohon kurma oleh Fir’aun dan tentaranya. Allah menceritakan ucapan Fi’aun kepada tukang sihir-tukang sihirnya sebagai berikut,
Artinya,
“Sungguh, akan kupotong tangan-tangan dan kaki-kakimu secara bersilang dan sungguh, akan aku salib kamu pada pangkal pohon kurma. Sungguh, kamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih keras dan lebih kekal siksaannya.” (Q.S. Ṭāhā: 71)
Setelah mengancam, Fir’aun melaksanakan ancamannya. Ibnu Katsīr menjelaskan bahwa para penyihirnya itu wafat sebagai syuhada karena sebelum dieksekusi sudah beriman kepada Nabi Musa. Ibnu Katsīr berkata,
Artinya,
“Lahirnya Fir’aun la’natullah telah bertekad melakukan hal itu dan secara riil melaksanakannya kepada mereka rahimahumullah. Oleh karena itu, Ibnu ‘Abbās dan generasi salaf yang lain berkata, ‘Mereka (para penyihir itu) masih menjadi tukang sihir, tapi di sore hari sudah menjadi syuhada’.” (Tafsir Ibn Kaṡīr, juz 5 hlm 305)
***
Sihir itu tidak punya kekuatan riil. Hanya memanipulasi pikiran dan jiwa orang. Sering kali manipulasi pikiran dan jiwa ini memakai bantuan setan yang mengantarkan pada kemusyrikan. Terkadang sihir juga mengggunakan hukum alam yang ditampakkan sebagai keajaiban, padahal aslinya rasional saja.
Karena itu sihir hanya berpengaruh pada orang-orang yang jiwanya lemah, semisal umumnya wanita. Orang yang jiwanya kuat, walau tidak beriman sekalipun tidak bisa disihir atau minimal sulit disihir. Jadi mengalahkan tukang sihir tidak perlu bantuan sihir atau aksi magis. Dibom atau ditembak saja sudah habis itu.
Karena itulah dalam sejarah Indonesia hal ini terkonfirmasi. Nusantara dikenal dengan “kekayaan” ilmu magis, sihir dan klenik. Tapi nyatanya kalah juga dengan senapan, meriam dan bom dari bangsa Eropa.
Seandainya ada “sihir putih” sekalipun, maka itu tetap akan kalah dengan kekuatan fisik. Hamba seperti Nabi Yahya saja bisa syahid dengan dipenggal. Nabi Zakariyya juga syahid digergaji tubuhnya. Kecuali kasus-kasus karamah yang Allah memang berkehendak menyelamatkan hamba tertentu. Tapi bukan hukum umum.
Sepanjang sejarah, sihir itu hanyalah salah satu alat untuk mencari uang kepada mereka yang berharta, atau orang yang kira-kira bisa ditarik hartanya. Bukan alat untuk merebut kekuasaan, apalagi membangun peradaban. Artinya bahkan bisa disimpulkan, uang lebih kuat dan lebih berkuasa daripada sihir.
Jadi, kekuatan politik, militer dan kekuatan fisik riil itu lebih kuat daripada sihir. Orang beriman yang berakal tentu lebih memilih jalan rasional mencapai sesuatu daripada sihir yang hanya bertumpu pada tipu daya dan manipulasi. Apalagi sihir itu mengantarkan pada kemusyrikan dan kekufuran.
Adapun cara menghilangkan sihir pada orang yang terkena sihir atau diduga terkena sihir, maka bacalah ayat-ayat berikut ini pada air di sebuah bejana,
فَلَمَّاۤ أَلۡقَوۡا۟ قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئۡتُم بِهِ ٱلسِّحۡرُۖ إِنَّ ٱللَّهَ سَیُبۡطِلُهُۥۤ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُصۡلِحُ عَمَلَ ٱلۡمُفۡسِدِینَ وَیُحِقُّ ٱللَّهُ ٱلۡحَقَّ بِكَلِمَـٰتِهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُجۡرِمُونَ
[Surah Yunus 81 – 82]
فَوَقَعَ ٱلۡحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ فَغُلِبُوا۟ هُنَالِكَ وَٱنقَلَبُوا۟ صَـٰغِرِینَ وَأُلۡقِیَ ٱلسَّحَرَةُ سَـٰجِدِینَ
[Surah Al-A’raf 118 – 120]
وَأَلۡقِ مَا فِی یَمِینِكَ تَلۡقَفۡ مَا صَنَعُوۤا۟ۖ إِنَّمَا صَنَعُوا۟ كَیۡدُ سَـٰحِرࣲۖ وَلَا یُفۡلِحُ ٱلسَّاحِرُ حَیۡثُ أَتَىٰ
[Surah Ta-Ha 69]
Kemudian tuangkan ke kepala orang yang dikhawatirkan terkena sihir. Ibnu Abī ḥātim meriwayatkan,
21 Syawwāl 1444 H/ 12 Mei 2023 pukul 23.43