Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Balasan sebagian amal di dunia itu haqq. Entah perbuatan baik maupun jahat. Balasan juga disesuaikan dengan jenis amalnya. Allah berfirman,
Artinya,
“Barangsiapa berbuat keburukan maka pasti dia akan dibalas.” (Q.S. al-Niṣā’: 123)
Banyak di antara kita dalam hidup menyaksikan seorang lelaki yang membuat anak istrinya menderita lalu di akhir hayatnya jadi menggelandang dan hidup terlunta-lunta.
Banyak juga kasus wanita yang mengkhianati suaminya lalu Allah menghinakan dirinya, entah dengan cara ditipu lelaki lain, disakiti, dibuat menderita, bahkan ada yang sampai tewas terbunuh.
Ada orang yang berbohong, lalu suatu hari dia dibohongi.
Ada orang yang berkhianat lalu suatu hari dia dikhianati.
Ada orang yang merendahkan lalu suatu hari dia direndahkan.
Ada orang yang menyinyiri, lalu suatu hari dia dinyinyiri.
Dan seterusnya.
Yang seperti ini terkadang menimbulkan persangkaan karma itu nyata. Karma is real.
Yakni bahwa apa yang kita alami adalah hasil perbuatan kita di masa lalu.
***
Itu semua batil.
Tidak ada ajaran karma dalam syariat Islam.
Yang benar, berdasarkan dalil, perbuatan jahat seorang manusia itu memiliki sejumlah kemungkinan:
- Bisa jadi diampuni Allah jika dia bertobat dan istigfar walaupun itu dosa besar
- Bisa jadi dimaafkan Allah sebagaimana kabar dalam Al-Qur’an bahwa Allah itu banyak sekali memaafkan kesalahan-kesalahan hamba-Nya
- Bisa jadi diperlihatkan sebagian dampaknya di dunia dalam bentuk sakit, terluka, terkena musibah dan semisalnya untuk menghapus dosanya atau agar segera bertobat dan istigfar
- Bisa jadi dibalas di dunia sampai level pembinasaan seperti pada kisah Fir’aun, lalu di akhirat disempurnakan azab pedih yang kekal
- Bisa jadi disimpan untuk dibalas di akhirat, sementara di dunia dia benar-benar full dibiarkan bersenang-senang
Demikian pula balasan perbuatan baik.
Ada juga kasus penderitaan tapi bukan karena dosa. Allah memberinya penderitaan untuk mengangkat derajatnya dan menjadikannya sebagai teladan untuk umat manusia. Misalnya penderitaan Nabi Ayyub.
Jadi hukum karma itu bukan ajaran Allah dan Rasul-Nya dan memang itu tidak benar. Itu ajaran agama di luar Islam yang tidak lahir dari wahyu Allah.
Sebab orang berbuat jahat sekalipun masih ada peluang dimaafkan dan diampuni sementara berbuat baik sekalipun juga ada peluang hancur amalnya sehingga tidak mendapatkan balasan apa-apa baik di dunia maupun di akhirat.
30 September 2023/ 15 Rabi’ul Awal 1445 H pukul 06:46