Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Tidak ada hadis sahih atau hasan sekalipun yang mengajarkan konsepsi Nur Muhammad.
Tapi ada riwayat samar yang berpotensi menimbulkan fitnah untuk mempercayai ajaran Nur Muhammad. Misalnya hadis berikut ini,
Artinya,
“Nabi ﷺ bersabda, ‘Aku adalah nabi yang pertama kali dalam penciptaan dan yang terakhir dalam pengutusan. Aku dulu (diciptakan) sebelum mereka.” (Tafsir Ibnu Abī Ḥātim, juz 9 hlm 3116)
Riwayat di atas sebenarnya sama sekali tidak menyebut Nur Muhammad. Jadi sebenarnya tidak sah dipakai sebagai dasar untuk membenarkan Nur Muhammad. Riwayat di atas hanya menunjukkan Rasulullah ﷺ diciptakan sebelum nabi-nabi. Tidak menunjukkan diciptakan sebelum alam semesta. Walaupun demikian, riwayat ini terkadang dipakai sebagai penguat kebenaran adanya ajaran Nur Muhammad.
Dengan asumsi bahwa riwayat ini mengandung ajaran Nur Muhammad sekalipun, maka ia tetap tidak bisa dijadikan hujah karena ia statusnya daif. Penyakitnya ada dua;
Pertama: al-Hasan meriwayatkan dari Abū Hurairah secara ‘an’anah. Riwayat jenis ini tidak bisa diterima dari al-Hasan karena beliau dikenal dengan tadlis. Ringkasnya ada inqiṭā’/keterputusan antara al-Hasan dengan Abū Hurairah
Kedua: Ada perawi yang bernama Sa’id bin Basyīr. Ia adalah perawi daif. Al-Żahabī dalam Mīzānu al-I’tidāl menyajikan riwayat ini sebagai salah satu dari riwayat-riwayat Sa’id bin Basyīr dari Qatādah yang munkar.
Isinya juga banyak bertentangan dengan dalil sahih dalam Al-Qur’an maupun Sunah. Karena Al-Qur’an jelas menegaskan bahwa nabi Adamlah manusia pertama yang diciptakan. Perawi ṡiqah saja jika bertentangan dengan perawi lain yang lebih siqah status hadisnya jadi lemah dan dihukumi syaż, apalagi jika bertentanagn dengan Al-Qur’an dan hadis sahih. Lebih layak didaifkan.
Al-Nawawi menegaskan, tidak boleh membangun akidah memakai hadis daif. Beliau berkata,
Artinya,
“Adapun (riwayat) daif maka tidak boleh dijadikan hujah dalam perkara hukum dan akidah.” (al-Majmū’, juz 1 hlm 59)
***
Adapun riwayat Ahmad, maka itu sanadnya sahih. Yakni riwayat yang berbunyi,
Artinya,
“Dari Abdullah bin Syaqiq dari seorang laki-laki berkata: saya berkata: “Wahai Rasulullah, kapankah anda dijadikan Nabi?” Beliau menjawab, “Tatkala Adam masih di antara ruh dan jasad.” (H.R. Ahmad)
Ada juga sejumlah riwayat lain yang semakna dengan ini.
Hanya saja, riwayat di atas sama sekali tidak menunjukkan ajaran Nur Muhammad sebagaimana yang diajarkan sufi falsafi, juga tidak menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ diciptakan sebelum nabi Adam, juga tidak menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ adalah makhluk pertama yang diciptakan Allah.
Makna riwayat tersebut simpel: Allah mengabarkan kepada beliau saat masih ruh bahwa beliau akan menjadi Nabi ﷺ, sebagaimana Allah mengambil perjanjian pada arwah anak Adam sebelum diciptakan. Al-Munāwī berkata,
Artinya,
“Maknanya, bahwasanya Allah ta’alā memberitahu beliau kenabiannya sementara beliau masih menjadi ruh sebelum diciptakan jasad manusianya sebagaimana Allah mengambil perjanjian kepada Bani Adam sebelum menciptakan jasad mereka.” (al-Taisīr, juz 2 hlm 224)
***
Saya kira sudah cukup membuat 12 serial untuk membuktikan semua riwayat tentang Nur Muhammad adalah hadis palsu. Sebagian riwayat yang bukan palsu pun statusnya daif dan itupun tidak berbicara tentang Nur Muhammad yang diciptakan Allah pertama kali.
Riwayat lain dengan redaksi sedikit berbeda tentu masih banyak. Tidak ada faidahnya dibahas satu persatu karena semuanya insya Allah sudah terwakili dalam 12 serial ini.
Dari semua riwayat tersebut jelaslah bahwa semua hadis tentang Nur Muhammad itu semuanya hadis palsu dan tidak ada sama sekali yang sahih atau bahkan hasan sekalipun. Ada yang daif, itupun juga tidak menyebut lugas Nur Muhammad. Ada satu yang sanadnya sahih, tapi hanya bermakna semacam perjanjian ruh sebelum Allah mengambil perjanjian dengan seluruh roh Bani Adam sebelum menciptakan mereka ke dunia.
Oleh karena itu bisa disimpulkan tidak ada sama sekali dalam hadis Nabi ﷺ ajaran tentang Nur Muhammad.
Itu adalah akidah batil, muncul dari filsafat emanasi Neo Platonisme dan bukan bagian dari akidah Islam.
22 Januari 2024/ 11 Rajab 1445 H pukul 20.02