Oleh : Ust. Muafa “Apapun nama organisasi/jama’ah/jam’iyyah/harokah/afiliasi Anda, jika hati Anda lebih bergetar saat komunitas Anda dipuji, melebihi kondisi hati saat Allah dipuji, maka ada yang salah dalam cara Anda beragama. Siapapun guru, syaikh, ustadz, dan kyai Anda, jika hati Anda lebih bergetar saat panutan Anda disebut-sebut melebihi saat Nabi Muhammad disebut-sebut, maka ada yang […] Read more
oleh Ust. Muafa Dalam kitab-kitab fikih, terkadang kita menemukan ungkapan “bil jumlah” (بالجملة) dan “fil jumlah” (في الجملة). Contoh ungkapan “bil jumlah” bisa kita temukan dalam tulisan An-Nawawi berikut ini, ينبغى ان يكون الضرب بالمنديل واليد، ولا يضرب بالسوط والعصا وبالجملة فالتخفيف بأبلغ شئ أولى في هذا الباب “Seyogyanya, aktivitas memukul (istri untuk kepentingan mendidik […] Read more
Oleh : Ust. Muafa Seharusnya yang kita populerkan itu adalah orang-orang yang bisa kita tiru ilmunya, kefakihannya, akhlaknya, kebaikannya, ketangguhannya, ibadahnya, zuhudnya, dan kesalihannya. Bukan orang-orang yang “nyeleneh” dalam dien, orang-orang menyimpang, para penyesat, para pemburu ketenaran, dan para penjual akhirat untuk memperoleh kenyamanan duniawi. Kita bisa mengambil pelajaran dari sikap Imam Ahmad bin Hanbal […] Read more
Oleh Ust. Muafa Kitab “At-Tahdzib” (التهذيب) adalah kitab fikih bermadzhab Asy-Syafi’i yang bisa dipandang sebagai salah satu ensiklopedi fikih lengkap. Makna bahasa “tahdzib” adalah “tanqiyah/tath-hir” (membersihkan). Barangkali pengarang memaksudkan kitabnya sebagai kitab yang berisi inti-inti penting pembahasan fikih yang bersih/bebas dari pembahasan yang tidak perlu. Kitab ini termasuk bisa dihitung kitab “muthowwal” karena uraiannya pa... Read more
Oleh Ust. Muafa “…Laki-laki itu terkulai lemas. Tubuhnya telanjang terlentang. Bau anyir dan amis darah yang menyeruak di kanan-kirinya membuat perut terasa mual. Tenaganya habis. Tangan dan kakinya tak mampu bergerak karena dibelenggu dan dirantai dengan kuat. Percuma sudah dia berusaha melepaskan diri dan melawan penyiksanya. Sementara itu, Penyiksanya dengan wajah bengis dan mengerikan memegang […] Read more
Oleh : Ust. Muafa Yang dimaksud menyebut perawi secara “mubham” adalah menyebut perawi tidak langsung dengan namanya/kunyahnya/laqobnya seperti Sufyan, Malik, Al-Humaidi dan semisalnya. Menyebut perawi secara mubham bermakna menyebut perowi dengan deskripsi yang samar dan umum yang tidak mampu memperjelas identitas perawi sampai level “mu’ayyan” (tertentu/spesifik orangnya) dan “mumayyaz” (terbedakan dengan yang lain). Con... Read more
Oleh : Ust. Muafa Gelar ustaz bukan dari Allah. Tidak pernah ada wahyu atau “surat” dari langit yang memberi gelar resmi seseorang untuk disebut ustaz. Demikian pula gelar-gelar semakna seperti Syaikh, Kyai, ‘Alim, Al-Allamah, Imam, Habib, Qori’, Tuan Guru, Gus, Buya, Lora, Wali dan sebagainya. Jadi sebanarnya tidak ada alasan sama sekali bagi orang yang […] Read more